Rabu, 28 Desember 2016

Tak terkenal di dunia terkenal di langit

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

"Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila.. Uwais gila..." kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga."

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka'bah karena Rasullah SAW berpesan "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua."

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

CERITA KEHIDUPAN UWAIS AL QORNI

Pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”

Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena Ketika Uwais Al-Qarni Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Selasa, 27 Desember 2016

MASALAH

MASALAH

Ternyata…..

Hidup ini mudah.

Yang sulit itu membangun kehidupan.
Kita sering terjebak.

Kadang jatuh bangun.

Kadang menangis.

Kadang tertawa.
Namun, kita sering menyembunyikan semua masalah yang ada pada diri kita, agar orang menganggap diri kita tidak punya masalah.
Atau, karena kita malu bercerita kepada orang lain, bahwa sebenarnya kita butuh seseorang yang bisa membantu kita membangun surga dalam hidup ini.
Kawan…..
Tidak ada hidup yang tidak punya masalah.

Semua punya masalah.
Hidup sendiri, punya masalah.

Sudah menikah belum punya anak, punya masalah.
Punya banyak anak, timbul masalah.
Tidak punya duit, jadi masalah.

Banyak duit ada masalah.
Tidak ada pekerjaan, bermasalah.

Punya pekerjaan, dapat masalah.
Jadi, kehidupan ini memang selalu ada masalah.
Masalah silih berganti, datang tanpa diduga.
Kadang seperti pakaian yang selalu dipakai.

Lalu dilepas ketika kotor.
Lalu dipakai lagi.

Dilepas lagi.
Sampai kita lupa, ternyata kita suka meminjam hak orang lain.

Dan itulah masalahnya.
Lalu, di manakah yang tidak ada masalah…..?
Apakah nanti…..

Di tempat 1×2 meter…..

Di tanah yang berlubang…..
Benarkah di tempat itu tidak ada masalah….?
Di tempat itu, kita juga harus mempertanggung jawabkan berbagai masalah.
Malah lebih banyak lagi masalah.

Karena di situlah semua masalah berkumpul menjadi satu.
Masalah hidup.

Dan masalah kematian.
Hidup punya masalah.

Mati pun ada masalah.
Duh Gusti…..
Manusia memang diciptakan tempatnya masalah.
Namun, justru KAU ada di dalamnya.
KAU yang menciptakan masalah.

Namun, KAU juga yang menghilangkan masalah.
BagiMU…..

Memang tidak ada masalah.

Karena KAU tahu akhir dari kesudahan ini.
Kami hanyalah Wayang.

Dan KAU adalah Dalangnya.
KAU yang menggerakkan.

KAU pula yang bermain.

KAU yang bicara.

KAU pula yang memberi peran.
Lalu, apa yang membuat hidup ini punya masalah…..?
Bukankah “lakon” Wayang usai bila sang Dalang sudah tidak ingin bermain…..?
Kawan…..

Ketika kita punya masalah, kadang masalah itu selalu kita pikirkan.

Semakin kita pikirkan, semakin kita terjebak masalah.
Mari kita perhatikan burung elang dan lebah.⁠
Tahukah, jika kita masukkan seekor burung elang dalam sebuah kandang ukuran 2 x 2,5 meter, dan bagian atapnya terbuka, tetap elang itu tidak bisa terbang.
Ternyata elang akan memulai terbang dari tanah dengan berlari sejauh 3 – 3,5 meter.
Tanpa tempat untuk berlari, elang tidak akan mampu terbang dan terjebak selamanya dalam kandang kecil tanpa penutup.
Dan tahukah, jika seekor lebah yang jatuh ke dalam cangkir kopi yang terbuka, juga akan tetap di sana sampai mati.
Lebah tidak pernah melihat jalan ke luar pada bagian atasnya, melainkan terus berusaha mencari jalan ke luar lewat pinggir dekat dasarnya.
Nah…..

Ternyata banyak dari kita juga seperti burung elang dan lebah itu.
Bergumul dengan masalah.
Fokus terus dengan masalah.
Mengeluh terus sampai akhirnya frustasi sendiri.
Sadarilah bahwa jawaban dari masalah kita adalah selalu di atas, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa.
Biarkan DIA yang menyelesaikan masalah kita.
Bermohonlah dan lepaskanlah semua masalah.
Solusinya hanya ada pada DIA.
DIA hanya ingin agar kita selalu ingat pada-Nya.

Dan menggantungkan hidup hanya kepada-Nya.
Makanya masalah itu dimunculkan, agar kita tidak melupakan-Nya.

Agar kita selalu bersama dengan-Nya.
Perhatikan ayat ini,

BISMILLAHI LAZI HUWA MUDABBIROL UMUUR

Dengan nama Allah Yang Mengatur segala urusan.
Siapa yang mengatur hidup kita?

Siapa yang mampu mengatur segala urusan dalam hidup ini?
Kita sendiri?
Apakah kita mampu?
Kita tidak akan mampu.
Kita hanya tempat untuk menerima masalah.
Tuhanlah yang mengatur segala urusan kita.
Jadi, harusnya kita sudah tahu kepada siapa segala urusan itu kita serahkan.
Kawan…..
Kita harus kembali menjadi bayi.

Perhatikan bayi.

Bayi ketika lahir, ia tahu masalah yang akan ia hadapi.

Ia tahu tubuhnya lemah. Tidak berdaya. Tidak mampu melakukan apapun.

Makanya ia menggantungkan hidupnya, sepenuhnya hanya kepada ibunya.
Dalam dekapan seorang ibu, bayi merasa tentram dan damai. Karena ia tahu, masalah hidupnya hanya bisa diselesaikan bersama seorang ibu.
Harusnya kita pun demikian. Jadikan Tuhan itu segala-galanya.

Ketika kita punya masalah, kembalikan masalah itu kepada Tuhan. Kita selesaikan masalah hidup kita bersama Tuhan. Kita libatkan Tuhan dalam segala aktivitas hidup kita.
Kawan…..
Jangan selesaikan masalah hidup kita sendiri. Kita minta pertolongan DIA.

Jangan pikirkan bagaimana caranya Tuhan menyelesaikan masalah kita.

Hadapi saja apapun yang terjadi. Tuhan punya banyak solusi.

Sebanyak apapun masalah hidup kita, sebanyak itu pula jalan ke luarnya.
Tuhan tidak pernah membiarkan kita larut dalam duka.

Selama diri kita masih ingat kepada-Nya. Selama diri kita selalu bersama-Nya. Jangan pernah takut menghadapi “gelapnya” kehidupan.

Karena DIA adalah cahaya di atas cahaya yang mampu menerangi apapun juga.
Kita adalah alam kegelapan.

Dan cahayanya adalah DIA.

DIA adalah penerang dalam kegelapan.
Biarkan segalanya terjadi. Karena hidup memang telah terjadi.
Berani hidup berarti berani menghadapi masalah.

Selama kita selalu bersama dengan-Nya, jangan pernah merasa takut dengan apapun.

Salam bahagia......

Anakku...

"Anakku Jika kejahatan dibalas kejahatan itu Namanya dendam....

Mengapa perlu membenci,sedangkan kasih sayang itu indah...

Karna Orang yang sabar ialah orang yang memiliki segalanya....

Nabi Muhammad Saw bersabda kepada Anas bin Malik ra., “Wahai anakku, jika engkau dapat menjadikan dirimu berada di pagi dan sore hari,sedang tak ada di hatimu kebencian terhadap siapapun, lakukanlah hal itu Karena itu adalah sunnahku,dan barang siapa menghidupkan sunnahku,maka ia telah menghidupkanku dan barangsiapa menghidupkanku,maka ia akan bersamaku kelak di surga.” (HR.Turmudzi)

Jumat, 23 Desember 2016

Tak ada kejadian...

بِسْـــــمِ اللَّهِ الرَّ حْمَـــنِ الرَّ حِيْـــمِ

Tak ada kejadian yang sia-sia
Tak ada kejadian yang kebetulan

Segala sesuatu hanya bisa terjadi dgn ijinNya

Pasti sarat dgn makna ...
Pasti penuh dgn ilmu ...
Pasti hikmahnya melimpah

Barangsiapa yg peka dan bening hatinya.
Niscaya akan melihat keindahan PerbuatanNya.

Akan hilang keluh kesah dan kecewa ...
Berganti dgn airmata takjub ... terpana akan ke Maha Sempurnaan takdir-takdirNya, ke Maha Cermatan PengaturanNya

Semuanya semata² untuk kebaikan kita ...
Semuanya karena Cinta dan Kasih sayang-Nya yang melimpah kepada kita ...

Disaat kita tidak mengerti pada suatu keadaan, tidak menemukan suatu jawaban atas pertanyaan, tetaplah berbaik sangka. Yakinlah tak ada suatu kejadian yang Allah ijinkan dengan sia-sia.
Tetaplah jalankan saja semua perintah-Nya dan jauhi semua larangan-Nya....

Keselamatan itu ada dalam menaati Allah سبحانه وتعالى , yakni melakukan perintah dan meninggalkan larangan-Nya serta bersabar atas segala takdir-Nya....

"Barang siapa memenuhi panggilan Allah سبحانه وتعالى , Allah akan memenuhi permohonannya. Dan barang siapa menaati Allah سبحانه وتعالى , maka segala sesuatu akan menaatinya."
(Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Cinta sejati melahirkan ketaatan pada Allah sang pemilik cinta yang Maha Suci bukan selain-Nya....

Smg bermanfaat.....

Bala tentara hati

Met pagi..........

.  بِسْـــــمِ اللَّهِ الرَّ حْمَـــنِ الرَّ حِيْـــمِ

Cahaya adalah bala terntara hati, sedangkan kegelapan adalah bala tentara nafsu. Bila Allah berhendak monolong hamba-Nya maka Dia membentangkan cahaya yang akan menjadi bala tentara hati, dan diputusnya hubungan kegelapan dan kepalsuan yg akan membantu tentara nafsu.

Fitrahnya hati cenderung pada perbuatan terpuji, sekalipun tdk menyenangkan pada awalnya namun menguntungan di kemudian hari. Sementara nafsu cenderung melakukan perbuatan yg tercela yg terasa menyenangkan sesaat namun menyengsarakan di kemudian hari.

Wahai diri..
Jika engkau belum mampu memenjarakan hawa nafsumu. Lintasan demi lintasan mungkin terus menerus singgah di hatimu. Maafkanlah dirimu, dan terus beristighfar dan mohon pertolongan-Nya.
Sungguh tak ada daya dan upaya tanpa pertolongan-Nya. Allah berjanji akan mengeluarkan orang2 yg beriman dari kegelapan kpd cahaya. Janji Allah benar dan Dia tak akan mengingkari janji-Nya.

Hanya Engkau sebaik-baiknya Pelindung Ya Rabb........

Dawuh mbah sholeh Qosim

Mbah Sholeh qosim sepanjang nate dawuh:Kanjeng Nabi Saw naliko ape hijroh ndaleme Kanjeng Nabi Saw di kepung karo wong-wong kafir quroys,banjur Sayiddina Ali gantene kanjeng Nabi Saw,nok panngon tileme kanjeng Nabi saw,banjur Nabi Saw medal ndaleme kaleh Sayiddina Abu Bakar,Nabi Saw Mundut pasir Sak gegem Banjur Moco:
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدّاً وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدّاً فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لاَ يُبْصِرُونَ
terus di sawurno,kanti kersane Alloh Swt wong-wong seng ngepung Ndaleme kanjeng Nabi saw turu kabeh..
-Lhan naliko biyen jaman penjajahan aku(mbah sholeh) melu berjuang karo poro ulama',nek ape melbu markase Londo jupuk bedil,senjata yo ayat
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدّاً وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدّاً فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لاَ يُبْصِرُونَ
-iki seng diwoco,wong londo moro2 ngantuk,banjur keturon
-Nganggo senjata pelinteng/ketapel wae gae melinteng teng-teng nge londo iso mbeledos,ngeneki cah-cah sak iki nk di ceritani akeh seng gak ngandel jarene gak masuk akal.

Kamis, 22 Desember 2016

Iman kadangkala naik turun

Iman kadangkala naik turun

Sering terbersit di benak kita suatu pertanyaan yang dialami semua orang. Terkadang kita rajin beramal, dan suatu saat menurun. Terkadang semangat ingin mendekatkan diri pada Allah, lalu down kembali. Iman ini selalu naik turun dan tidak stabil. Saat mendengar ceramah dari guru, seakan ingin membuang kecintaan kepada dunia dan fokus menuju Allah. Namun setelah keluar dari pengajian, semangat itu pudar.

Bagi anda yang mengalami masalah ini, jangan pernah putus asa. Karena masalah ini hampir  dialami oleh semua orang.

Allah Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, hati mereka gemetar, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS al-Anfâl: 2).

Dan firman Allah Ta’aa,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujaadilah: 11).

Permasalahan iman merupakan permasalahan terpenting seorang muslim, sebab iman menentukan nasib seorang didunia dan akherat. Bahkan kebaikan dunia dan akherat bersandar kepada iman yang benar. Dengan iman seseorang akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akherat serta keselamatan dari segala keburukan dan adzab Allah. Dengan iman seseorang akan mendapatkan pahala besar yang menjadi sebab masuk ke dalam surga dan selamat dari neraka. Lebih dari itu semua, mendapatkan keridhoan Allah Yang Maha kuasa sehingga  Dia tidak akan murka kepadanya dan dapat merasakan kelezatan melihat wajah Allah diakherat nanti.

Oleh sebab itu, Menjaga iman agar tetap kokoh. Jagalah istiqomah dalam kebaikan, kurangi maksiat atau hal-hal yang melalaikan dari dzikir, duduk dekat selalu berkumpul dengan orang-orang sholeh, hadiri majelis ilmu dan dengar tausiyah. Dengan itu, bisa menjadikan keimanan kita meningkat, setidaknya stabil tidak turun atau anjlok.

Semoga Allah menjaga keimanan kita semua.

Ibu

Ibu
Aku lahir tanpa apa-apa,
Engkaulah yang mengajariku segalanya,
Membesarkanku dengan segala upaya,
Berharap aku kan jadi orang yang berguna..

Ketika aku menangis dalam takut,
Engkaulah yang menenangkanku..
Dan ketika aku jatuh sakit,
Engkaulah yang selalu berada di sampingku..

Engkau menegurku ketika aku salah,
Engkau mengingatkanku ketika aku lupa,
Engkau menghiburku ketika aku sedih,
Engkaulah yang menyembuhkanku ketika aku terluka..

Kini aku telah dewasa,
Berusaha mengejar dan meraih cita-cita,
Berharap kan menjadi orang yang berguna,
Demi mewujudkan harapan dan impian keluarga..

Terima kasih ibu,
Engkaulah segalanya bagiku,
Tanpamu kini aku bukanlah apa-apa,
Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa...

Sabtu, 17 Desember 2016

Agar tidak terjerumus oleh karomah

AGAR TIDAK TERJERUMUS OLEH KAROMAH

Karomah artinya kemuliaan, yang diberikan Allah untuk hambaNya yang cinta kepada Allah Swt. Dan karomah auliya (para wali) itu bukan tujuan (ghayah). Dalam ibadah mereka bukan untuk mencapai martabat karomah atau supaya mendapatkan karomah. Tapi semata-mata karena Allah Swt., merupakan fadhal Allah Swt.

Sebab, karomah itu sendiri bagi orang-orang yang belum mampu (kuat) sedang ia mengejar tentang karomah itu maka yang muncul adalah fitnah. Bukan fitnah antar manusia yang percaya dan tidak percaya (terhadap karomah), melainkan fitnah mengundang dirinya sendiri yang tidak terjaga oleh Allah Swt. hingga ia sendiri terjerumus.

Diantaranya (terjerumus pada) sifat ananiyah (akuisme/egoisme), yang terkadang balapan dengan fadhalnya Allah Swt. Pemberian dari Allah Swt. ditutupi dengan sifat ananiyah-nya sendiri. Yang akhirnya tidak mampu membawa kemuliaan dari Allah, tapi justeru yang dibawa adalah ananiyah sendiri. Contohnya, ada seseorang yang kebetulan omongannya selalu diijabah oleh Allah Swt. Sedangkan Allah mengijabahkan kepada hambaNya bukanlah suatu kebetulan. Allah Swt. memberikan karomah tidak berbentuk kebetulan. Kalau kebetulan berbau keterpaksaan.

Jadi jika Allah Swt. menghendaki memberi, ya memberi. Tinggal tergantung yang diberi itu sendiri mampu atau tidak membawa karomah. Jangankan kromah, nikmat saja terkadang setengah mati untuk membawa nikmat dibelanjakan (tasharruf) kepada sesuatu yang meningkatkan taatnya kepada Allah Swt. dan Baginda Nabi Saw. Lebih dekat lagi taat kepada dua orangtua yang telah membesarkan kita semuanya hingga kita bisa berbakti kepada keduanya. Sehingga kita mampu membawa bakti kita kepada orangtua untuk taat kepada Allah Swt. dengan nikmat tersebut, yakni bisa taat kepada dua orangtua.

Jadi taat kepada dua orangtua itupun termasuk karomah, kemuliaan dari Allah Swt. untuk kita. Bagaimana tidak, Nabi Saw. dalam sabdanya:

رِضَى اللهِ فِيْ رِضَى الْوَالِدَيْنِ

“Ridha Allah tergantung pada keridhaan dua orangtua.” Kalau umat kepada nabinya berarti, “Ridha Allah tergantung pada keridhaan RasulNya.”

Karomah yang tidak disertai dengan keridhaan Allah bisa menjurus kepada istidraj. Dibuktikan dengan ‘Aku’nya lebih dulu. Semisal ada suatu kejadian bertepatan dengan apa yang diomongkan, dia akan berkata, “Benar kan apa yang saya katakan”. Tidak menunjukkan ketawadhu’annya setelah dia mengucapkan hal demikian.

Tapi kalau orang-orang yang tahu dan mampu membawa karomah, ketika mengucapkan hal itu ia akan malu kepada Allah Swt., dan semakin malu. Karena, tenryata karomah (kemuliaan) yang diberikan kepada dirinya, sadar atau tidak, mana mungkin kita mulia jika Allah tidak memberikan kemuliaan tersebut. Mulia yang paling utama diantaranya adalah dapat fadhal, dapat taufiq dari Allah Swt. berupa nikmat iman dan Islam. Sehingga kita kenal kepada Allah Swt. dan kenal kepada Rasulullah Saw.; mana yang wajib-mustahil-jaiz Allah dan mana yang wajib-mustahil–jaiz bagi Rasulullah Saw. Semakin kenal dan ingin dikenal oleh Allah Swt. Ini tingkat awal.

Kalau tingkatan orang-orang yang hatinya bersih, hatinya ta’alluq (bergantung) mutlak kepada Allah Swt., tidak ada hatinya terisi kecuali Allah Swt., terpaut dalam hatinya tak pernah terlepas sekejap matapun dari Allah Swt., tidak pernah lupa kepada Allah Swt., diberikan karomah apapun ia tidak akan menengok ke karomahnya itu. Justeru jika diberikan karomah oleh Allah Swt., maka ia akan semakin malu kepada Allah Swt. dan terus berintrospeksi. Dia takut kalau-kalau karomah yang ada dalam dirinya tidak disertai ridha Allah Swt. Inilah tingkatan para wali Allah.

Dzuhurul (nampaknya) karomah itu untuk menolong iman-iman kita yang terkadang tipis. Karena yang tahu tebal-tipisnya iman hanya Allah Swt. dan diri kita sendiri. Maka jangan gampang-gampang mengatakan “mereka itu imannya tipis-tipis”, karena hal itu mengindikasikan dirinya mengaku beriman tebal dan lebih tahu.

Ada juga karomah untuk menolong orang awam. Seperti kisah karomah/mukjizatnya para nabi terdahulu dalam al-Quran, seperti Nabi Uzair, Nabi Musa, Nabi Isa, dlsb. Dan juga karomahnya Ashif bin Barkhiya yang bisa memindahkan istana Ratu Bilqis di jaman Nabi Sulaiman As. Kita percaya adanya itu.

Tapi setelah kita dengan para wali Allah, yang dekat disisi Allah Swt., mereka diberi karomah-karomah oleh Swt. semisal bisa menghidupkan orang mati seperti mukjizatnya Nabi Isa As., terkadang setan membisiki orang awam tersebut sehingga mempertanyakan (meragukan) kebenarannya. Yang sebetulnya adalah untuk menambah keyakinan bahwa ternyata benar karomah-karomah para wali terdahulu. Dalam tasawuf karomah ini dibahas agar jangan sampai kita tertipu oleh nafsunya sendiri atas fadhal yang diberikan dari Allah Swt.

Dan terakhir saya mengundang, undangan ini bersifat umum siapa saja bisa hadir, bahwa Maulid Akbar dilaksanakan nanti tanggal 8 Januari 2016. (Disampaikan oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya pada Pengajian Rutin Jum’at Kliwon 16 Desember 2016. *Ibj).

Video dokumentasinya bias dilihat di: https://youtu.be/27sUpEHzi7Y

Selasa, 13 Desember 2016

PELAJARAN PENTING DALAM PERINGATAN HAUL DAN MAULUD

PELAJARAN PENTING DALAM PERINGATAN HAUL DAN MAULUD

“Bedanya Haul dengan Maulud adalah, jika Maulud awalnya baik, terus baik, sampai akhirnya pun baik. Tapi kalau Haul, yang dihauli itu awalnya belum tentu baik, adakalanya orang tidak baik tapi taubatnya diterima sehingga diangkat derajatnya oleh Allah Swt.” Tutur Maulana Habib Luthfi bin Yahya dalam rangka memperingati Maulid Nabi Saw. dan Haul KH. Syafi’i Abdul Majid Pringlangu Pekalongan, malam Senin 11 Desember 2016.

Lanjut Habib Luthfi, Haul adalah peluang yang luar biasa, menunjukkan bahwa pintu taubat itu tidak pernah tertutup. Merupakan fadhal Allah yang tak bisa ditebak-tebak. Contohnya di jaman dulu ada Syaikh Malik bin Dinar, menjadi sulthanul arifin padahal dahulunya orang yang tidak baik. Di Jawa ada Sunan Kalijaga, setengah riwayat mengatakan beliau awalnya orang yang tidak baik. Tapi akhirnya menjadi orang yang luar biasa.

Tugasnya para wali saat di dunianya menjaga (nyangga) dunia, maka di dalam kuburnya pun masih bertugas hal yang sama. “Sedikitnya yang saya hafal ada 1.532 auliya (para wali Allah) yang dikubur di tanah Jawa,” teranh Maulana Habib Luthfi bin Yahya kemudian.

Menghauli bukan sekadar menghauli seorang tokoh atau kiai atau wali tertentu. Tapi harus jelas siapa yang dihauli, tahu betul riwayat orang yang dihauli. Jangan sampai terjadi “mbah-mbuh” (ungkapan untuk orang yang tidak tahu sejarah), kata Habib Luthfi yang disambut tawa hadirin.

Pentingnya menuliskan dan menjaga sejarah, sebagaimana Nabi Saw. singgung dalam sabdanya:

ذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةْ

“Mengingat orang-orang shaleh menjadi sebab turunnya rahmat Allah.” Apalagi jika yang disebut-sebut adalah para auliya, wali Allah Swt. Dan jika ditarik ke atas lagi adalah Nabi Muhammad Saw., sayyidul anbiya wal mursalin, nabinya para nabi dan rasulnya para rasul.

Nabi Saw. sejak kecilnya sudah dijadikan yatim oleh Allah Swt. Jangan sampai ketika mendengar kata ‘yatim’ seolah-olah orang yang patut dikasihani. Nabi Saw. tidak dididik seperti itu. Kedua orangtua Nabi Saw. diwafatkan sebelum balighnya Nabi bukan dalam rangka untuk menyakiti beliau Saw. Sebab, Nabi saat itu belum dibi’tsah (diutus sebagai nabi dan rasul). Bagaimana mungkin Siti Aminah dan Sayyid Abdullah akan bersyahadat pada anaknya sendiri yang belum dibi’tsah karena masih anak-anak, belum ada tuntunan dan caranya.

Dan bukan pula untuk menjelekkan, merendahkan dan menyakiti dengan mengatakan kedua orangtua Nabi Saw. wafat belum beriman. Ini murni masalah politik yang terjadi karena ulah oknum-oknum pada jaman Bani Umayyah dan Bani Abbas. Lihat dalam kitab Asna al-Mathalib karya Mufti Mekkah Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, gurunya Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas, Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, Mufti Betawi Habib Utsman bin Aqil hin Yahya, Kiai Mahfudz at-Turmusi dan banyak lagi para ulama lainnya dari Indonesia.

Ibu, ayah, kakek dan paman Nabi Saw. diwafatkan oleh Allah karena agar Nabi Saw. dididik langsung oleh Allah Swt. Hal demikian untuk mengangkat derajat Nabi Saw.

Setelah Nabi Saw. melakukan hijrah ke Madinah jumlah pengikutnya bertambah banyak. Saat memasuki Madinah Nabi Saw. disambut dengan thala’al badru, bukan pedang untuk balas dendam. Kemudian Nabi Saw. menjawabnya dengan intelektualitas, yakni membangun perekonomian, menyatukan dan merekatkan masyarakat yang beragam, dengan aman dan sejahtera.

Setelah peristiwa hijrah, saatnya Nabi Saw. beserta para sahabat memasuki Mekkah, dikenal dengan peristiwa Fathu Makkah. Waktu itu ada salah seorang sahabat yang mengatakan, “Saatnya balas dendam!” sembari mengangkat pedangnya. Dijawab oleh Nabi Saw., “Kita masuk Mekkah dalam keadaan aman.” Lalu Nabi Saw. berpidato, diantaranya menyampaikan siapa yang masuk ke Baitul Haram maka dijamin keamanannya dan siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan –padahal waktu itu belum masuk Islam- dijamin keamanannya.

Kewibawaan ulama bisa ditakar saat pengajian. Biasakan para hadirin mendengarkan dengan baik dan seksama, dimanapun dan siapapun kiainya, untuk menjaga mahabbatul ulama. Lebih baik ngantuk daripada ngobrol sendiri. Jadi dakwah itu bukan saja ulama yang berada di atas podium, tapi pengunjung yang hadir dengan diamnya adalah bagian dari bentuk dakwah.

Jahiliyah bukan berarti bodoh. Jika diartikan bodoh mana mungkin al-Quran yang memiliki bahasa satra sangat tinggi diturunkan di tengah-tengah mereka. Melainkan karena sifat egoisme (gengsi) yang melekat dalam diri mereka. Sehingga meski daya intelektualitasnya tinggi dan teknologi sudah maju tetap disebut dengan jaman jahiliyah. Allah gambarkan dalam peristiwa pengangkatan Hajar Aswad. Nabi yang waktu itu masih sangat muda tapi sudah menampakkan rahmatan lil ‘alamin-nya. Menjadi tokoh pemersatu ummat dan bangsa, sehingga digelari al-Amin.

Jangan bangga dengan satus negara berkembang, seharusnya kita bertanya kapan berbuahnya. Persiapkan menjadi calon-calon al-Amin yang mampu mempersatukan ummat dan bangsa sehingga NKRI semakin kokoh dan kuat.

Nabi Saw. sangat mencintai orang-orang yang menghuni bumi Indonesia. Para pembawa Islam di negara ini membawa ruh ajaran yang komprehensif dari Nabi Saw., para ulama, auliya dan habaibnya. Indonesia sudah seharusnya menjadi sumber teladan perdamaian dunia. Maka buktikanlah.

Banyak wali Allah yang ilmunya tidak seberapa banyak, tapi di-futuh oleh Allah Swt. sebab birrul walidain-nya. Dan meskipun seseorang ilmunya setinggi langit jika berani mungkuri (merendahkan) dan ngukur gurunya sendiri maka dialah orang yang paling jauh dari Allah Swt.

Di akhir acara, Maulana Habib Luthfi berpesan, “Tugas penting kita selanjutnya melalui peringatan Maulid Nabi dan Haul ini adalah mengejawantahkan sabda Nabi Saw.:

ذِكْرُ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةْ

Membawa rahmat, mengurai sejarah para ulama dan menziarahi kubur mereka, sehingga terjaga dari oknum-oknum yang ingin memecah-belah umat dengan ulamanya. Dalam rangka nguri-nguri sejarah.” (*Ibj).

Minggu, 04 Desember 2016

Kubur

"Renungan......

"Pada saat engkau mati,

janganlah kau bersedih.
Jangan pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, karena kaum muslimin akan mengurus jasadmu

Mereka akan melucuti pakaianmu,memandikanmu dan mengkafanimu lalu membawamu ke tempatmu yang baru, kuburan.

Akan banyak orang yang mengantarkan jenazahmu bahkan mereka akan meninggalkan pekerjaannya untuk ikut menguburkanmu Dan mungkin banyak yang sudah tidak lagi memikirkan nasihatmu pada suatu hari.....

Barang barangmu akan dikemas; kunci kuncimu, kitab, koper, sepatu dan pakaianmu.

Jika keluargamu setuju barang2 itu akan disedekahkan agar bermnfaat untukmu.

Yakinlah;dunia dan alam semesta tidak akan bersedih dg kepergianmu.

Ekonomi akan tetap berlangsung!

Posisi pekerjaanmu akan diisi orang lain.

Hartamu menjadi harta halal bagi ahli warismu.

Sedangkan kamu yg akan dihisab dan diperhitungkan untuk yang kecil dan yang besar dari hartamu!

Kesedihan atasmu ada 3;Orang yg mengenalmu sekilas akan mengatakan,kasihan,Kawan2mu akan bersedih beberapa jam atau beberapa hari lalu mereka kembali seperti sediakala dan tertawa tawa!

Di rumah ada kesedihan yg mendalam!
Keluargamu akan bersedih seminggu dua minggu,sebulan dua bulan,dan mungkin hingga setahun??

Selanjutnya mereka meletakkanmu dalam arsip kenangan!

Demikianlah "Kisahmu telah berakhir di tengah2 manusia".
Dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai,Akhirat!

! Telah musnah kemuliaan,harta,kesehatan,dan anak,Telah engkau tinggalkan rumah,istana dan istri tercinta.

Kini hidup yg sesungguhnya telah dimulai..

. Pertanyaannya adalah: Apa persiapanmu untuk kuburmu dan Akhiratmu??

Hakikat ini memerlukan perenungan. Usahakan dengan sungguh2; Menjalankan kewajiban kewajiban,hal-hal yg
disunnahkan,sedekah rahasia,merahasiakan amal shalih, shalat malam,Semoga saja engkau selamat.... Andai engkau mengingatkan manusia dengan tulisan ini insyaAllah pengaruhnya akan engkau dapatkan....

Semoga manfaat......

Syekh Ali Thanthawi Mesir Rahimahullah...

prabu Siliwangi

PRABU SILIWANGI Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (Ratu Jayadewata) mengawali pemerintahan zaman Pasundan, yang memerintah selama 39 ...