Jumat, 14 Desember 2018

Hakikat cinta

"Hakikat Cinta"

Orang yang begitu sangat cintanya bukanlah orang yang mengharapkan balasan sesuatu dari pihak yang dicintainya atau dia menuntut sesuatu maksud dari pihak yang ia cintai, karena orang yang begitu sangat cintanya itu ialah orang yang memberi buat anda, bukanlah orang yang begitu sangat cintanya itu merupakan orang dimana anda memberi buatnya.^^

Kalimat penuh makna dan hikmah ini memang sepintas lalu sulit utk memahaminya, agar dapat dipahami,Insya Allah akan saya sampaikan.
Begini :

Apabila cinta dapat dilukiskan melalui huruf, tulisan dan maksud-maksud tertentu, pada hakikatnya itu tidak dapat dikatakan cinta atau mahabbah. Karena cinta yang demikian, adalah cinta yang dapat dibuat, demi untuk sampai kepada tujuan yang dikehendaki.^_^

Karena itu, barangsiapa yang mencintai seseorang supaya seseorang itu memberikan sesuatu kepadanya atau menolak sesuatu yang tidak baik daripada yang mencintai, berarti orang yang mencintai itu adalah mencintai dirinya sendiri, bukan mencintai orang yang dicintai.^^

Karena,kalau bukanlah sesuatu yang dituju oleh dirinya sendiri tidak ada, maka pastilah dia tidak akan mencintai orang yang dicintainya itu.^^

Maka dari itulah,hakikat cinta pada orang yang mencintai, adalah memberikan keseluruhan yang ada pada dirinya demi untuk mendapatkan kerelaan daripada pihak yang dicintainya. Tanpa ada sesuatu yang ia ingin capai, berupa sesuatu yang sifatnya lahiriah dari pihak yang dia cintai. Sehingga tidak ada apa-apa lagi yang dimiliki olehnya, selain semuanya itu ia serahkan kepada pihak yang ia cintai. ^_^

Atau dgn kata lain saya katakan begini :
bahwa yang mencintai adalah dibunuh oleh kecintaannya itu, sehingga tidak ada tujuannya selain daripada kerelaan dari pihak yang dicintai.

Misalnya :

seorang laki-laki mencintai seorang wanita. Laki-laki itu berkata: "Aku betul-betul cinta padamu." Wanita itu menjawab: "Betapa kamu cinta kepada saya, padahal yang duduk di belakang kamu itu adalah lebih baik."
Mendengar itu, si pria menoleh ke belakangnya, maka setelah wanita itu melihat bahwa pria itu menolehkan pandangannya kebelakang,diapun berkata: "kamu ini adalah manusia yang tidak baik.ucapan dan perbuatanmu tidak sejalan, kamu mengatakan begitu cinta kepadaku, tetapi kamu palingkan wajah kamu melihat kepada selainku."^^

Itulah sebuah contoh.semoga paham ya sahabat.^^

Nah, sekarang jika contoh ini kita kiaskan kepada hubungan cinta kita selaku hamba Allah kepada Tuhan Pencipta alam, Allah Azza wa Jalla,maka juga demikian.^^

Kita mengatakan kepada diri kita dan kepada orang lain, bahwa kita cinta kepada Allah, tetapi juga hati kita memalingkan cinta kita kepada sesuatu yang selain Allah Ta'ala, atau merasakan sesuatu selain Allah Ta'ala, yang mempengaruhi hati kita.^^

Maka ini menunjukkan cinta kita kepada Allah tidak full,antara ucapan dan perbuatan tidak sejalan,berseberangan,berbeda, tidak lebih daripada dakwaan semata-mata. ^_^

Selanjutnya Sahabat2ku,yg perlu kita ingat dan kita niatkan dihati kita agar menjalankannya sesuai dan selaras antara ucapan dan perbuatan kita,Apabila kita begitu mencintai sesuatu, maka hendaklah jiwa raga kita itu, kita berikan buat sesuatu itu.
Demikian pula, kecintaan seseorang kepada orang yang dia cintai, dia harus memberikan segala-galanya kepada pihak yang dia cintai. Dan bukanlah kebalikannya.^^

Demikian juga halnya dengan  kecintaan kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala tidak boleh dipalingkan kepada selain-Nya.^^
Karena itu, apabila kita beribadah karena mengharapkan syurga-Nya berarti kita mencintai Syurga, Dan bukan mencintai Allah Azza wa Jalla Sang Pemilik Surga tersebut. ^^

Sebab Sahabat,
hakikat cinta kepada Allah, hanya tertuju semata-mata kepada Allah dan kita lupa kepada hal-hal yang lain selain dari-Nya.Apakah kecintaan kita pada Allah Ta'ala itu merupakan keuntungan kita berupa pahala dari Allah ataukah itu merupakan hajat-hajat kita kepada-Nya.^^

Semoga memahami makna yg disampaikan dgn hikmah yg baik di hati.

Barakallah.^_^

Tidak ada komentar:

prabu Siliwangi

PRABU SILIWANGI Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (Ratu Jayadewata) mengawali pemerintahan zaman Pasundan, yang memerintah selama 39 ...