Minggu, 30 Oktober 2016

Tawasul

Semenjak dahulu para sahabat Nabi SAW apabila ditimpa musibah, ujian yang besar, yang mereka lakukan adalah kembali merujuk kepada Alllah SWT dengan cara mendekat melalui pintu terdekat-Nya, yakni Rasulullah SAW. Mereka bertawassul melalui Baginda Nabi Muhammad SAW. Maka Imam al-Haddad, disaat dilanda musibah, bala' dan ujian yang besar beliau bermunajat kepada Allah melalui tawassul kepada Rasulullah SAW. Sehingga diangkatlah balak tersebut. Maka kita pun demikian, bertawajjuh, bertawassul kepada Allah melalui Baginda Nabi SAW. Semoga Allah SWT memperbaiki keadaan kaum Muslimin kepada sebaik-sebaik keadaan." Aamiin...
Bi Jaahi Sayyidiina Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam..

Sabtu, 29 Oktober 2016

Dari Dia Untuk Dia

."Ketika engaku memprotes/menghina ciptaan nya sama saja kamu menghina yang menciptakanNya karna aku kamu mereka tidak akan pernah tau akan terlahir di keluarga mana.....

"Sejatatinya manusia itu satu...
Hakikatnya manusia itu dua....
Syareat manusia itu banyak....
Allah ciptakan (nur muhamad) sebagai awal penciptaan (adam) sebagai awal manusia lalu ciptakan pasangan (hawa) lalu allah.....memperbanyaknya.....

"Kamu,dia mereka adalah AKU dalam perbedaan peran tapi dalam wujud yang sempurna.....

"Walau kamu tidak menanan padi,tapi kamu bisa makan nasi karna ada seorang petani Walau kamu tidak membuat gula dan kopi tapi kamu bisa menikmati nya karna ada penanam tebu dan kopi Dll peran sehingga sempurna dalam bentuk wujud dan pengabdian....

Intinya Sejatinya orang lain itu adalah diri kita sendiri dalam peran yang berbeda....!!!

"Hakikatnya manusia itu dua Adam dan hawa (laki laki dan perempuan)

"Syariat manusia itu bnyak Karna allah pencipta bentuk rupa Padahal laki laki cuma satu di bilang bnyak karna bentuk rupa Perempuan juga satu di bilang banyak karna bentuk rupa....

"Singkat saja semua berasal dari yang satu kembali ke yang satu....

Jumat, 28 Oktober 2016

Prasangka

"Baik dan buruk itu presepsi mu....

"Kamu yang punya presepsi baik dan buruk.. kamu yang bersangka baik dan Buruk...karna semua yang Allah ciptakan dan di kehendakiNya itu pasti Baik"

"Berprasangka baiklah kepanya dan selalu bersyukur jangan suuzon kita hanya wayang.....!!!

"Jika denyut nadiku berdetak karena Allah,nafasku karena Allah,mataku melihat karena Allah,telingaku mendengar karena Allah,kakiku melangkah karena Allah,lidahku mulutku berucap karena Allah,otak berfungsi karena Allah,hidup karena Allah Yang menghidupkan,mati karena Allah yang memberi kematian dan sejatinya semua dalam kendali Allah.....

"Masih berani suuzon kah...??? Jawaban nya ada di hati masing2.....??

#ajar bener..... kartiko suwiryo...

Apa Rasa Mu

.BAGAIMANA PERASAAN KITA JIKA MENDAPATKAN UCAPAN CINTA DARI RASULULLAH?

Simak dan renungkan tulisan dibawah ini,

1) Apa kiranya perasaan Sayyidina Ash Shiddiq saat Nabiﷺ bersabda, "Andai kuambil kekasih di antara insan, pasti kujadikan Abu Bakr sebagai Khalilku."

2) Apa kiranya perasaan Sayyidina 'Umar, saat dia berpamit 'umrah & Nabiﷺ bersabda padanya, "Jangan lupakan kami dalam do'amu duhai saudara tersayang."

3) Apa kiranya perasaan Sayyidina 'Utsman saat membekali pasukan Tabuk & Nabiﷺ bersabda, "Tiada yg membahayakan 'Utsman apapun setelah ia lakukan ini."

4) Apa kiranya perasaan Sayyidina 'Ali kala Nabiﷺ bersabda, "Bahwasanya kedudukanmu di sisiku laksana Harun di sisi Musa, tapi tiada Nabi sesudahku."

5) Apa kiranya perasaan Sayyidina Thalhah saat Nabiﷺ bersabda, "Siapa yang ingin melihat syahid yang masih berjalan di atas bumi, lihatlah Thalhah."

6) Apa kiranya perasaan Sayyidina Az Zubair saat RasuluLlahﷺ bersabda, "Setiap Nabi memiliki Hawari, dan Hawariku adalah Zubair ibn Al 'Awwam"

7) Apa kiranya perasaan Sayyidina Abu 'Ubaidah saat Nabiﷺ bersabda, "Setiap ummat memiliki Amin, dan orang kepercayaan ummat ini adalah Abu 'Ubaidah."

8) Apa kiranya perasaan Sayyidina 'Abdurrahman ibn 'Auf saat dirinyalah dimaksud oleh sabda Nabiﷺ kepada Sayyidina Khalid ibn Al Walid, "Jangan cela sahabatku. Demi Allah andai kalian berinfak emas seberat gunung Uhud; hal itu takkan menyamai shadaqah segenggam atau setengah genggam tepungnya."

9) Apa kiranya perasaan Sayyidina Mu'adz ibn Jabal, di saat RasuluLlahﷺ bersabda padanya, "Wahai Mu'adz, demi Allah, aku benar-benar mencintaimu."

10) Apa kiranya perasaan Sayyidina Ibn 'Abbas, saat Nabiﷺ merengkuh & mencium kepalanya lalu berdo'a, "Ya Allah faqihkan dia & ajarkan tafsir padanya."

11) Apa kiranya perasaan Sayyidina Ubay ibn Ka'b, saat Nabiﷺ berkata padanya, "Allah memerintahkanku tuk membacakan Surat Al Bayyinah ini kepadamu", hingga dengan wajah berseri-seri dia bertanya, "Ya RasulaLlah, benarkah Allah menyebut namaku kepadamu?" & Nabiﷺ menjawab, "Benar."

12) Apa kiranya perasaan Sayyidina Abu Musa Al Asy'ari, di saat Nabiﷺ bersabda, "Esok datanglah menjumpaiku, aku ingin mendengarkan bacaan Qur'an-mu."

13) Apa kiranya perasaan Sayyidatuna 'Aisyah, saat Nabiﷺ menyebut namanya tanpa ragu di urutan pertama, kala ditanya Sayyidina 'Amr, "Siapakan yang paling engkau cintai Ya RasulaLlah?"

14) Apa kiranya perasaan Sayyidina Ibn Mas'ud, kala betis kecilnya ditertawakan; maka Nabiﷺ bersabda, "Betis itu di sisi Allah lebih berat dari Uhud."

15) Apa kiranya perasaan Sayyidina 'Ukasyah, saat disebut 70.000 orang masuk ke surga tanpa hisab & Nabiﷺ berkata, "Engkau termasuk di antara mereka."

16) Apa kiranya perasaan Sayyidina Bilal ibn Rabah, saat Nabiﷺ bersabda, "Ceritakan padaku hai Bilal, 'amal apakah yang paling kau jaga dalam Islam, sebab sungguh aku mendengar bunyi terompahmu di surga?", lalu dia menjawab dengan tersipu, "Menjaga wudhu' & dua raka'at syukur atas wudhu."

17) Apa kiranya perasaan orang-orang Anshar, di kala Nabiﷺ bersabda, "Jika manusia memilih jalan melalui sebuah lembah, sedang kaum Anshar mengambil suatu celah, niscaya aku turut serta di celah yang dilalui para Anshar. Ya Allah rahmatilah Anshar & anak-cucu kaum Anshar."

Apa kiranya perasaan para sahabat, yang mereka berjumpa Nabiﷺ pada petang & pagi, berjalan mengiringi beliau, memperoleh senyum & do'anya?

Apa kiranya perasaan kita saat kelak bertemu Nabiﷺ & para sahabatnya?
***
"Aku rindu....aku rindu...." Kata Rasulullahﷺ ketika sedang duduk bersama para sahabat.

Dan sahabatpun bertanya, "Kepada siapa engkau rindu Ya Rasulallah?"

"Aku rindu kepada saudara-saudaraku."

"Bukankah kami ini saudara-saudaramu Ya Rasulallah?"

"Kalian sahabat-sahabatku dan aku mencintai kalian, namun aku rindu kepada saudara-saudaraku."

"Siapa mereka Ya Rasulallah, yang engkau panggil mereka dengan sebutan saudaramu dan engkau rindukan itu?"

Rasulallahﷺ menjawab, "Mereka adalah ummatku kelak, yang belum pernah melihat wajahku, belum pernah bertemu denganku, belum pernah berbincang-bincang denganku, tapi mereka merindukanku, mereka melanjutkan perjuanganku, dan tak jarang mereka meneteskan air mata karena menahan rindu padaku Aku rindu pada mereka dan aku ingin bertemu dengan mereka."
***
Adakah Nabiﷺ kan bersabda, "Kaliankah orangnya, yang telah membuatku menangis karena rindu, yang telah membuat para sahabatku cemburu?"

"Kaliankah orangnya, yang beriman kepada apa yang kubawa meski kita tak berjumpa, yang mengucap shalawat atas namaku meski tak bertemu?"
***
Ya Sayyidi Ya Rasululloh...

Inilah kami...
Yang KATANYA rindu padahal hanya SEDIKIT membaca shalawat dengan lidah kelu.

Yang KATANYA rindu tapi perut kami senantiasa kenyang, bahkan dari yg harom.

Yang KATANYA rindu padahal selalu mengumbar syahwat, suka melihat yg harom.

Yang KATANYA rindu tapi suka su'dzon.

Yang KATANYA rindu pdhl gemar ghibah.

Yang KATANYA rindu tapi kikir untuk sedekah.

Yang KATANYA rindu padahal tak bertanggung jawab mendidik keluarga.

Yang KATANYA rindu tapi suka berkata kotor.

Yang KATANYA rindu padahal hati kami selalu lalai.

Yang KATANYA rindu tapi durhaka kepada kedua orang kami.

Kadang kami merasa lelah merawat kedua orang tua kami, padahal itu baru secuil bakti kami, itupun kami sudah merasa puas melayani mereka.

Adakah kami layak jadi ummat dari Nabi seagung engkau & beroleh syafaa'atmu?

Ya Allah,
Ya Rob,
Ya Karim,
Ya Arhamarrohimiin, limpahkan shalawat kepada Sayyidina wa Habibina wa Syafi'ina wa Qurratu A'yunina wa Maulana Muhammadﷺ, sampaikan salam kami padanya dan atas semua sahabat dan keluarganya; jadikan kami bersama mereka.

Aamiin..Ya Robbal 'Alamin

By Alhabib Quraisy Baharun

Selasa, 25 Oktober 2016

Sabar & sholat

Bisa Sabar dalam Shalat, Sabar Pula dalam Kehidupan Sehari-hari

Apa makna dari ayat "Wasta'inu bishshabri washshalah; tolong-menolonglah dalam kesabaran dan shalat"? (QS. al-Baqarah ayat 45)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ

Kita mengambil makna yang paling bawah (dasar) dulu, mengingat kalimat ayat tersebut berhubungan dengan dunia tasawuf. Pendidikan tasawuf pertama kali adalah berdasarkan wasta'inu bishshabri washshalah. Orang-orang yang ma'rifat atau kaum 'arifin ketika mendengar panggilan adzan atau perintah shalat, hati para beliau tergugah dan senang. Ingin segera memenuhi panggilan shalat. Menganggap panggilan itu adalah kehormatan, bukan beban. Bagaimana dengan kita ketika adzan berkumandang?

Sebagai gambaran, tanpa bermaksud menyamakan Allah dengan makhluq -na'udzubillah min dzalik, hanya untuk memudahkan pemahaman. Ketika santri dipanggil kiai, hati itu ingin matur ini-itu, ada hajat ini-itu, macam-macam. Senangnya juga bukan main. Padahal ketika sudah berhadapan, cuma bisa diam. Tak bisa ngomong apa-apa. Yang ada cuma rasa senang luar biasa dipanggil kiai. Sementara teman-teman di kamar sudah menunggu untuk menanyainya, dapat perintah apa dari kiai? Dapat dawuh apa? Macam-macam pertanyaan.

Lha para 'arifin seperti itu (keadaannya) ketika menerima panggilan shalat. Beliau-beliau menanti. Bahkan inginnya shalat itu tidak cuma 4 rakaat. Tapi kalau kita orang awam ini, mendengar adzan kaget, koq cepat ya sudah Ashar. Masih sibuk dengan urusannya. Tidak segera shalat.

Di sinilah peranan wasta'inu bishshabri washshalah, bisa melawan tantangan nafsu atau malah ikut nafsu. Perlu diingat bahwa menunda-nunda waktu shalat itu sama dengan mengabaikan pertolongan yang ditawarkan oleh Allah. Maka hati perlu ditata dulu agar bisa menerima secara sukarela atau senang dengan perintah shalat atau datangnya waktu shalat. Sehingga ketika waktu salat datang itu ibarat pedagang yang dapat keuntungan karena pembeli yang membeli dagangannya, senang.

Jadi, saat menjelang takbiratul ihram hati senang dan sebelum takbiratul ihram hati hudhur (hati yang hadir). Hudhur untuk mendatangkan isti'anah (pertolongan Allah), hudhur sebelum sowan menghadap hadhratillah (Allah Swt.). Awam harus belajar tingkatan ini dulu.

Lalu peranan "bishshabri" apa? Shalat itu perlu kesabaran. Karakter seseorang yang tampak sabar bisa diketahui benar-benar sabar atau pura-pura itu dilihat (saat) shalatnya. Shalatnya buru-buru atau tidak. Jangan tiru shalatnya (kaum) 'arifin yang cepat. Beliau-beliau shalat cepat karena takut hilangnya hudhur sehingga ghaflah (lalai) dalam salat.

Bishshabri itu menolong dalam gerakan shalat, makhraj yang dibaca, rukun-rukun dan sunnah-sunnah shalat. Membaca secara jelas. Allah mengerti apa yang kita baca. Tapi secara adab kita harus membaca secara jelas.

Bishshabri juga mendidik kita dalam thuma'ninah fishshalah dan bacaan yang baik. Kalau bishshabri washshalah sudah diraih, buahnya adalah (yang) pertama untuk kehidupan sehari-hari. Karena semua aspek hidup butuh sabar. Sabar dilatih dalam shalat. Kalau dalam shalat bisa sabar, maka begitu juga dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau tidak punya sabar maka repot. Seperti kita punya orangtua yang sudah sakit-sakitan. Sejauh mana kesabaran kita mengurusi, merawat orangtua? Bisa sabar melayani tidak? Sebagai santri apa terimakasih pada orangtua? Apa kita memahami jerih payah orangtua mencari rizqi? Kalau kiriman orang tua telat, apa kita akan marah-marah menyalahkan orangtua bahkan menyuruh orangtua hutang? Sejauh mana sabar kita?

Buah kedua adalah bisa mengaplikasikan ayat innashshalata tanha 'anil fahsya-i wal munkar:

ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ

"Sesungguhnya shalat mencegah dari kekejian dan kemunkaran." (QS. al-Ankabut ayat 45). Pertanyaannya adalah, kenapa shalat berpengaruh besar pada hidup kita? Karena sesuai hadits:

أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الصَّلَاةُ

"Hal pertama yang kelak dihisab di hari kiamat adalah shalat", yang menunjukkan kompleksitas peranan shalat dalam hidup. Dan hadits tersebut masih satu rangkaian dengan wasta'inu bishshabri washshalah, sehingga melahirkan innashshalata tanha 'anil fahsya-i wal munkar. Hadits tersebut juga menunjukkan bahwa shalat adalah kunci semua ibadah, dan peningkatan ubudiyyah berangkat dari shalat.

Ibaratnya, saya beli beras satu truk. Tapi ada 1 karung yang jadi tolak ukur. Kalau 1 karung itu bagus, maka semua dianggap bagus. Walhasil, sabar dan shalat itu menghasilkan buah yang berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a'lam. (Maulana al-Habib M. Luthfi bin Yahya).

Sabtu, 22 Oktober 2016

Ternyata Inilah Perlunya Tumakninah Dalam Salat

Ternyata Inilah Perlunya Tumakninah Dalam Salat

NABI Muhammad saw memerintahkan kepada seseorang yang melakukan salat secara terburu-terburu agar mengulangi salatnya secara tumakninah, tidak tergesa-gesa, termasuk ketika rukuk, iktidal, dan sujud. Diriwayatkan bahwa Nabi saw, memasuki masjid dan seorang laki-laki lain juga memasuki masjid kemudian mendirikan salat.

Usai salat, laki-laki itu menemui Nabi saw, dan mengucapkan salam. Nabi pun menjawab salamnya, lalu berkata, "Ulangilah salatmu karena kau belum melaksanakannya." Laki-laki itu pun kembali mengulang salatnya, sampai tiga kali, karena Rasulullah tetap menyuruhnya kembali mengulang salatnya.

Ternyata itu cara Nabi untuk menegur laki-laki itu, karena mendirikan salat dengan tergesa-gesa dan Nabi menganggapnya belum mendirikan salat. Tahukah kita ternyata tumakninah memiliki faedah, khususnya dari kajian medis.

Salat yang dilakukan secara tergesa-gesa tanpa tumakninah bisa membahayakan tubuh karena :

1. Gerakan yang dilakukan secara tiba dan tergesa-gesa akan mengagetkan (shock) jaringan otot.

2. Gerakan yang tiba-tiba dan cepat akan mempercepat peredaran darah dari dan menuju otak serta jantung. Keadaan itu akan membuat aliran darah tersendat, khususnya bagi penderita penyakit jantung atau hipertensi.

3. Sujud dan rukuk yang dilakukan secara tergesa-gesa mungkin dapat menimbulkan rasa sakit karena persendian terkilir. Selain itu, kepala yang ditundukkan dengan cepat bisa menimbulkan kekagetan pada otak.

4. Mengakhirkan salat dan melakukannya setelah makan, terlebih lagi jika dilakukan dengan cepat dan tergesa-gesa, akan merusak sistem pencernaan. Karena makanan yang baru masu tidak dapat diproses oleh sistem percernaan dengan baik.

5. Rukuk dan sujud yang dilakukan secara cepat dan tergesa-gesa bisa menyebabkan nyeri tulang pungggung atau tulang panggul.

6. Salat yang dilakukan secara tergesa-gesa dapat menyobek atau melukai jaringan otot pada leher atau punggung atau bisa melukai pembuluh darah.

Salatlah seakan itu salat terakhir kita, jangan tergesa-gesa walaupun kita tidak bisa benar-benar khusyuk, setidaknya kita menikmati gerakan demi gerakan dari salat. Dan salat merupakan waktu untuk kita menyampaikan semua keluh kesah pada-Nya, bagaimana Allah akan mendengarkan kita dalam doa-doa yang kita panjatkan, kalau waktu bertemu dengan-Nya saja kita begitu terburu-buru mengakhirinya...

Jumat, 21 Oktober 2016

Bagaimana hormati guru

BAGAIMANAKAH KITA MENGHORMATI SEORANG GURU?

“Jika seorang murid berakhlak buruk kepada gurunya maka akan menimbulkan dampak yang buruk pula,  hilangnya berkah dari ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya."

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Beliau bersabda,
ليس منا من لم يجل كبيرنا و يرحم صغيرنا و يعرف لعالمنا حقه

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” (HR. Ahmad)

Tersirat dari perkatanya shallahu ‘alaihi wa salam, bahwa mereka para ulama wajib di perlakukan sesuai dengan haknya. Akhlak serta adab yang baik merupakan kewajiban yang tak boleh dilupakan bagi seorang murid.

Maka seperti adab yang baik kepada seorang guru?
Menghormati guru

Para Salafunas sholeh, suri tauladan untuk manusia setelahnya telah memberikan contoh dalam penghormatan terhadap seorang guru. Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘anhu berkata,

كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR. Bukhari).

Ibnu Abbas seorang sahabat yang ‘alim, mufasir Quran umat ini, seorang dari Ahli Bait Nabi pernah menuntun tali kendaraan Zaid bin Tsabit al-Anshari radhiallahu anhu dan berkata,

هكذا أمرنا أن نفعل بعلمائنا

“Seperti inilah kami diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kami”.
Betapa tawadhu' nya beliau.

Berkata Abdurahman Al Aslami,

ما كان إنسان يجترئ على سعيد بن المسيب يسأله عن شيء حتى يستأذنه كما يستأذن الأمير

“Tidaklah sesorang berani bertanya kepada Said bin Musayyib, sampai dia meminta izin, layaknya meminta izin kepada seorang raja”.

Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata,

مَا وَاللَّهِ اجْتَرَأْتُ أَنْ أَشْرَبَ الْمَاءَ وَالشَّافِعِيُّ يَنْظُرُ إِلَيَّ هَيْبَةً لَهُ

“Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan Asy-Syafi’i melihatku karena segan kepadanya”.

Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan,

تواضعوا لمن تعلمون منه

“ Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian”.

Al Imam As Syafi’i berkata,

كنت أصفح الورقة بين يدي مالك صفحًا رفيقًا هيبة له لئلا يسمع وقعها

“Dulu aku membolak balikkan kertas  di depan  Malik dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tak mendengarnya”.

Ibnu Salam berkata, “Aku tidak pernah sekalipun mengetuk pintu rumah seorang dari guruku, karena Allah berfirman,

وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتَّى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Kalau sekiranya mereka sabar, sampai kamu keluar menemui mereka, itu lebih baik untuknya” (QS. Al Hujurat: 5).

Sungguh mulia akhlak mereka para suri tauladan kaum muslimin, tidaklah heran mengapa mereka menjadi ulama besar di umat ini, sungguh keberkahan ilmu mereka buah dari akhlak mulia terhadap para gurunya.

Semoga kita bisa mengikuti suritauladan yang indah ini dalam meraih keberkahan ilmu.

Tahajud

"TAHAJJUD MENGANGKAT DERAJATMU"

"Dan pada sebahagian malam hari dirikanlah sholat tahajudmu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS A1-Isra [17]: 79).

Seorang lelaki berkata kepada Hasan al-Bashri , “Sesungguhnya aku tidur dalam keadaan sehat, aku sangat ingin bangun melaksanakan shalat malam dan telah ku persiapkan air untuk bersuci, namun mengapa aku tetap tidak bisa bangun (disepertiga malam terakhir) ? ” Beliau menjawab, “Engkau telah dibelenggu oleh dosa-dosamu.”

Bila seseorang tidak bisa mengerjakan shalat malam, maka hendaklah dia merenungi pernyataan seorang dari generasi Salaf, “Bila engkau belum bisa mengambil bagian di waktu malam, maka janganlah engkau bermaksiat kepada Rabbmu di waktu siang.”

     "Hendaklah kalian melaksanakan sholat malam karena sholat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa." (HR. Tirmidzi).

Ahlu Hikmah berkata:
     "Sesungguhnya sholat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya. Sebagian istri memperbanyak melaksanakan sholat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, ‘Sholat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang bila wajah kami menjadi lebih bagus".

     "Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, sholat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat". (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmidzi).

Orang yang selalu melaksanakan sholat tahajud akan terlihat bersinar wajahnya. Inilah yang menjadi tanda bahwa seseorang tersebut bertakwa kepada Allah SWT. Tanda-tanda ketakwaan tersebut selalu terlihat oleh orang-orang di sekitar mereka. Hal tersebut bisa jadi pemecut semangat bagi kaum muslimin yang lain untuk selalu melaksanakan shalat tahajud. Shalat tahajud tetap menjaga keimanan seseorang teguh kepada sang Maha Penyayang dan mengangkat derajatnya.

Rabu, 19 Oktober 2016

Cahaya

Manusia itu mahluk Cahaya
Ya memang manusia itu mahluk cahaya. Tidak sejedar mahluk fana yang hancur oleh usia dan masa kontraknya. Ada bagian illahiyah di dalam nya ada bagian yang menjadikannya pantas disebut kalifatullah.
Oleh sebab itu banyak ulama sufi menasehat kan kepada para "pencari" untuk senantiasa dawam wudlu, menjaga wudlu atau senantiasa dalam keadaan wudlu. Karena wudlu itu adalah cahaya untuk membungkus dan memunculkan cahaya yang ada dalam diri kita. Maka ketika seseorang wudlu padahal belum batal wudlu sebelumnya ,disebut nur ala nur, dia memasukk kawasan acahaya diatas cahaya.
Inilah yang sebagian ulama mengambil kesimpulan, bahwa sholat harus dalam keadaan wudlu, karena untuk menyowankan cahaya diri kepada dzat yang " Allahu nurus sama wati wal ardhi..".. sehingga orang sering bingung, yang kentut pantatnya kok yang di basuh aur wudlu wajahnya....hahahaha...
Sauadaraku..wudlu atau air wudlu,dan mengambil air wudlu sehingga di katakan punya wudlu itu langkah mempersiapkan diri seorang salik untuk mengedepankan ruh ,bukan jasad ,bukan darah dan daging. Karena ketika kita memasuki terminologi "asholatu mikrojul lil mukminin" , sesungguhnya itu kawasan sebuah proses perjalanan cahaya, dengan kecepatan cahaya, dan menuju cahayanya langit dan bumi.Allah Subkhanahu wa ta'ala sendiri.
Hadist
Oleh sebab itu sahabatku Yaniee Zainur, engkau harus tahu bahwa ; Ruh manusia itu berupa cahaya , berasal dari Nur Allah, yang menjadi Nur Muhammad, yang menurut smbah kiyai Zahid Sulang Kemadu ,Rembang Jateng, salah satu guruku, disebutkan dalam kitab sarah berzanji bahwa Ruh manusia yang berupa cahaya, itu di kelilinginoleh elektromaghnetik, yang kuat . Sehingga sangat memungkinkan manusia memiliki energi untuk terbang.. Ketika di picu dan menwiridkan asma adhom sebagaimana dalam manaqib syeikh Abdul Qodir Al Jilani ra. Beliau terbang ketika dalam keadaan sholat, dan seluruh tubuhnya memancarkan cahaya.
Maka jika engkau amalkan surat ibsiroh, idzaja anas rullohi wal fathhu . wa roaitanasa yatchulu na fi dinillahi aswaja..fasabih bihamdi robbika was taghfirhu innahu kana tauwaba...dan atau mewirid kan subkhanalloh wal hamdulillah wa la ilaha illallah Allahu akbar , tubuhmu akan memancarkan cahaya..karena seseorang yang mewiridkan empat kalimat thoyibah itu akan di jemput ruh nya dengan kursi singgasana yang terbuat dari cahaya oleh malaikat......nah bukan kah yang dapat duduk di kursi cahaya itu mahluk cahaya..artinya kita ini sebagai kholifah Allah adalah mahluk cahaya juga kan ?
Jadi jangan heran suatu saat di kegelapan malam engkau melihat diri mu sendiri mencarkan cahaya . Karena engkau makhluk cahaya..di dunia saja kita di bubgkys dengan badan jasmani,badan wadag....Allahu nuru samawati wal ardhi, qolbi kanzul arsyi...bayanulloh sifatulloh af'al6lloh..wujud......
Cah Angon Mencari Cahaya
Jajarta 19 oktober 2016

.Ngendikane abah guru...

.Ngendikane abah guru...

"Ilmu Yen mlebu jeru ati iku jenenge "NUUR" Padang atine gak sumukan Tapi Yen mlebu jeru howo nefsu jenenge "NAAR Sumukan gampang umuk rumongso luweh pinter alim tor gampang ngafirke dsb.....

"Ktika Singgasana Hati Tlah Trduduki Nafsu diSitu Kehendak Kalah Oleh Keinginan Kelembutan Hilang TrGanti Kekerasan Cahaya Meredup Dan Gelap Mulai Mrenggut Maka Syetan akan MrajaiNya...Sifat2nya akn Mnjadi Tanda WujudNya...Gerak Dan Diam Menjadi KenyataanNya...,"Minal Jinnati WaNnas,"Syetan Dri Golongan Manusia...diBacakan Do'a Mreka Tertawa...diUraikan Dalil Agama Mreka MengHina...Pndengaran mreka diTulikan Penglihatan Mreka diButakan...Hati Mreka mnjadi Keras dan Membatu...

"Sperti Kata Seorang Sahabat !!!
Orang BerJalan Lurus Haruslah Seirama...
Lisan Dan Prilaku SeIya SeKata...
Bkn Lisan Lurus Kekanan...
Prilaku Lurus Kekiri dan Berlawanan...
LisanNya Berkata Ilmu,Hati dan AmaliahNya Jauh Dari Itu...Para Pendusta Yg Bersorbankan Jubah Agama...Kotoran Jiwanya diTutupi Dalil dan Hadits Agar Tmpak Suci dan DiAnggap Mulia...

"Ketahuilah...
GerakNya Lahir Karna Kehendak Batin...
Jika Dalam Nyata Ia Trwujud Dalam Prilaku dan Ucapan...Maka Dalam Maya Ia Trwujud Dlm Ketikan Kata dan Tulisan...Trgambarlah Kedudukan JiwaMu Sperti apa...

"Tidak Ada Manusia Yg Mmpu Mnilai DiriNya Sndiri...Mlainkan Akan Lahir Sifat Sombong dan Merasa Benar Sendiri...AnggapanNya Benar Dlm PrilakuNya...Tpi Tak Sadar Smua Itu Jauh dri Tuntunan AgamaNya...Yg Mngajarkan Cinta Kasih dan Sayang...Serta Kelembutan Tanda Rahmat Tuhan Yg Maha Penyayang...Maka Ngaji Dan Bergurulah kpd Guru Yg Benar...Agar Jika Ada yg Salah Dpt MengingatkanMu...Dan Carilah Sahabat Yg Sllu Melihat AibMu dan Sllu MngingatkanMu...agar Kau Tidak Lupa Siapa Dirimu...Bkn Yg Tau KebaikanMu,Tpi Ktika Kau susah Kau diTinggal Pergi....

#Renungan diri....

Pintu surga

.ORANG TUAMU PINTU SORGAMU

Saudara-saudariku
Orang tuamu bagian dari pintu sorgamu, maka titilah jembatan itu menujunya,Lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, Sifat pemaaf dan balas budi yang baik, membuat hidupmu lebih bermakna. Sebagaimana di dalam hadits:
الوالد أوسط أبواب الجنة فإن شئت فأضع ذلك الباب أو احفظه
Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah! (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

Banyak orang yang sangat tamak dengan pahala, selalu bercerita tentang keuatamaan berjamaah, selalu bercerita tentang keutamaan shof pertama dalam sholat berjamaah, selalu mengatakan tentang keutamaan infak, dan bersedekah…

Akan tetapi satu hadits yang telah sering terlupakan… satu keutamaan besar yang telah engkau lalaikan… yaitu bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdulloh bin Mas’ud, ia mengatakan:
سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم، قلت: يا رسول الله أي العمل أفضل؟ قال: الصلاة على ميقاتها. قلت: ثم أيُّ؟ قال: ثم بر الوالدين. قلت: ثم أيُّ؟ قال: الجهاد في سبيل الله. فسكت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ولو استزدته لزادني. (متفق عليه)
Aku bertanya kepada Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-: Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau menjawab: sholat pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian jihad di jalan Allah. Lalu aku pun diam (tidak bertanya) kepada Rasulullah -shallallhu alaihi wasallam- lagi, dan sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya.

Renungkanlah ketika Ibumu berkata:

Wahai anakku…
Inilah aku, ibumu… pahalamu… tanpa engkau harus memerdekakan budak atau banyak-banyak berinfak dan bersedekah… aku inilah pahalamu…

Pernahkah engkau mendengar, seorang suami yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya, berangkat jauh ke negeri seberang, ke negeri entah berantah untuk mencari tambang emas, guna menghidupi keluarganya?! Dia salami satu persatu, dia ciumi isterinya, dia sayangi anaknya, dia mengatakan: Ayah kalian, wahai anak-anakku, akan berangkat ke negeri yang ayah sendiri tidak tahu, ayah akan mencari emas… Rumah kita yang reot ini, jagalah… Ibu kalian yang tua renta ini, jagalah…

Berangkatlah suami tersebut, suami yang berharap pergi jauh, untuk mendapatkan emas, guna membesarkan anak-anaknya, untuk membangun istana mengganti rumah reotnya.
Akan tetapi apa yang terjadi, setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, yang ia bawa hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia gagal dalam usahanya. Pulanglah ia kembali ke kampungnya. Dan sampailah ia ke tempat dusun yang selama ini ia tinggal.

Apa lagi yang terjadi di tempat itu, setibanya di lokasi rumahnya, matanya terbelalak. Ia melihat, tidak lagi gubuk reot yang ditempati oleh anak-anak dan keluarganya. Akan tetapi dia melihat, sebuah perusahaan besar, tambang emas yang besar. Jadi ia mencari emas jauh di negeri orang, kiranya orang mencari emas dekat di tempat ia tinggal.

Itulah perumpaanmu dengan kebaikan, wahai anakku…
Engkau berletih mencari pahala… engkau telah beramal banyak… tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar… di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu masuk surga…

Ibumu adalah orang yang dapat menghalangimu untuk masuk surga, atau mempercepat amalmu masuk surga… Bukankah ridloku adalah keridloan Allah?! Dan bukankan murkaku adalah kemurkaan Allah?!

Anakku…
Aku takut, engkaulah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- di dalam haditsnya:
رغم أنفه ثم رغم أنفه ثم رغم أنفه قيل من يا رسول الله قال من أدرك والديه عند الكبر أحدهما أو كليهما ثم لم يدخل الجنة (رواه مسلم)
Celakalah seseorang, celakalah seseorang, dan celakalah seseorang! Ada yang bertanya: Siapakah dia wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Dialah orang yang mendapati orang tuanya saat tua, salah satu darinya atau keduanya, akan tetapi tidak membuat dia masuk surga. (HR. Muslim 2551)

Celakalah seorang anak, jika ia mendapatkan kedua orang tuanya, hidup bersamanya, berteman dengannya, melihat wajahnya, akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga.

Anakku…
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit, aku tidak akan adukan duka ini kepada Alloh, karena jika seandainya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan, yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya…

Aku tidak akan melakukannya wahai anakku… tidak… bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku… bagaimana ibu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit, sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku… bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku…

Bangunlah nak… bangunlah… bangkitlah nak… bangkitlah… uban-uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa, sehingga engkau akan menjadi tua pula.

الجزاء من جنس العمل
Sebagaimana engkau akan berbuat, seperti itu pula orang akan berbuat kepadamu.

الجزاء من جنس العمل
Ganjaran itu sesuai dengan amal yang engkau telah tanamkan. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.
.
Setelah membaca tulisan ini, Apakah engkau masih mau menyia-nyiakan kedua orang tuamu..?
Tidakkah engkau ingin masuk sorga dengan mendapatkan keridho'annya?
.
Share status ini, semoga banyak anak-anak menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Alhabib Quraisy Baharun
__________

Selasa, 18 Oktober 2016

Hari santri

PESAN DI BALIK KISAH HABIB LUTHFI DI HARI SANTRI

Saya selaku cucunya Habib Hasyim sendiri baru mengetahui belum lama. Dalam hati saya sendiri bertanya mengapa saya baru mengerti? Di tempatnya guru saya, Kiai Abdul Fattah, setiap Selasa pagi diadakan pengajian kitab Ihya Ulumiddin dengan pengajar al-Alim al-Allamah Kiai Irfan Kertijayan Pekalongan. Kiai Irfan adalah murid dari Kiai Amir Simbang.

Setiap kali Kiai Irfan melihat saya selalu memandang dengan serius, tapi nampak ragu untuk bertanya. Mungkin takut salah (sangka). Waktu itu yang menjadi saksi sejarah adalah Kiai Irfan, Kiai Abdul Fattah, Kiai Abdul Adzim dan beberapa kiai yang lain. Sayangnya para saksi sejarah ini sudah tiada semua. Beliau (Kiai Irfan) bertanya kepada saya, “Habib Luthfi ini kalau saya lihat pakaiannya, cara jalannya, seperti guru saya al-Habib Hasyim bin Umar bin Yahya. Beliau termasuk menjadi ulama rujukan di Indonesia. Bahkan setiap bulannya di kediaman beliau sering berkumpul para ulama dari luar Negara.”

Saya tidak berani menjawab. Perasaan saya malu. Karena saya mempunyai kakek yang begitu hebatnya tapi saya sendiri belum mampu untuk bisa meniru walau setetes. Karena saya diam, Kiai Abdul Adzim dan Kiai Abdul Fattah yang menjawabnya, “Dia cucunya Habib Hasyim bin Umar.”

Langsung saja Kiai Irfan menangis dan merangkul saya karena saking gembiranya. Lalu beliau berkata, “Mumpung saya masih hidup. Umur saya sekarang sudah 83. Mumpung masih ada umur, saya takut sejarah ini hilang. Ketahuilah, ketika Mbah Hasyim  Asy’ari sudah keliling muter untuk mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) beliau terlebih dahulu beristikharakh di Makkah al-Mukarramah. Singkat ceita, dari istikharahnya tersebut dihasilkan sebuah keputusan oleh para ulama yang ada di sana seperti Kiai Ahmad Nahrawi, guru tarekat Syadziliyah terkenal, Kiai Mahfudz at-Turmusi, dan beberapa tokoh ulama lainnya, bahwa, “Di Jawa, keputusannya hanya ada di dua orang. Yang pertama al-Habib Hasyim bin Umar bin Yahya Pekalongan, dan yang kedua Mbah Kiai Ahmad Kholil Bangkalan. Bilamana dua orang ini setuju, maka dirikanlah Nahdlatul Ulama. Tapi apabila dua orang ini tidak berkenan, jangan dibantah.”

Akhirnya Mbah Hasyim Asy’ari kembali (ke tanah air). Sesampainya di rumah beliau langsung menuju ke Kudus untuk meminta Kiai Asnawi dan Kiai Yasin mendampinginya. Terus (dilanjut) ke Pekalongan menuju rumahnya Kiai Muhammad Amir, dan di situ sudah ada Kiai Irfan yang memang sudah dipersiapkan, karena mendengar Kiai Hasyim akan berkunjung.

Lalu Kiai Hasyim didampingi Kiai Asnawi, Kiai Yasin, Kiai Amir dan Kiai Irfan datang ke rumah Habib Hasyim. Sesampai di sana, Habib Hasyim berkata, “Hasyim, saya ridhai kalau kamu mendirikan suatu wadah untuk Ahlussunnah wal Jama’ah.”

(Mendengar jawaban tersebut) Mbah Hasyim Asy’ari sangat senang hati. Setelah menginap (beberapa hari) di Pekalongan, beliau meminta kepada Habib Hasyim untuk mengajarinya (menambah) ilmu hadits. Maka setiap Kamis Wage, beliau mesti datang ke Pekalongan belajar ilmu hadits kepada Habib Hasyim.

Dari Pekalongan Mbah Hasyim Asy’ari langsung menuju ke Mbah Kholil Bangkalan. Begitu sampai di sana, Mbah Kholil langsung dawuh, “Sudah, pokoknya apa kata Habib Hasyim itu benar. Saya cocok. Dirikanlah, jangan lama-lama lagi.” Sehingga berdirilah Nahdaltul Ulama.

Saat sebelum keberangkatan ke Bangkalan, Mbah Hasyim Asy’ari dipesani Habib Hasyim, “Tapi tolong, nama saya jangan ditulis.” Akhirnya Mbah Kholil pun sama (tidak mau ditulis namanya). Akhirnya Kiai Hasyim bertanya, “Kalau tidak mau ditulis semua, lalu bagaimana (sejarah nantinya)?”

“Ya sudah ndak apa-apa saya ditulis, tapi jangan banyak-banyak”, jawab Mbah Kholil.

Di kesempatan lain saat Habib Luthfi duduk bersama Gus Dur, Faizin dimintai untuk menjadi saksi agar tidak dianggap mengada-ada. Habib Luthfi lalu menceritakan kisah di atas kepada Gus Dur. Tapi ternyata kemudian Gus Dur menerangkan jauh lebih luas lagi tentang peranan Habib Hasyim dengan Mbah Hasyim ketika awal berdirinya Nahdlatul Ulama. Maka jangan heran kalau keluarga Mbah Hasyim Asy’ari, khususnya Gus Dur, dengan kita dekat. Itu meneruskan sebagaimana keakraban para sesepuh, para ulama kita jaman dulu.

Menceritakan itu memang mudah, tapi intinya cuma satu, “Mampukah kita meneruskan thariqah (jalan perjuangan)nya para beliau atau tidak?” Pungkas Habib Luthfi bin Yahya. (*IBJ, disarikan dari rekaman video berikut: https://youtu.be/xlJg7jxbFxQ).

http://pustakamuhibbin.blogspot.co.id/2016/10/pesan-di-balik-

Senin, 17 Oktober 2016

Apa ya caranya

JERAT-JERAT SETAN DALAM MENGGODA MANUSIA

Firman اَللّهُ سبحانه وتعالى :
"Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Mu yang mukhlis (ikhlash) di antara mereka. (Shad: 82-83)

Seorang Ulama mengatakan:
"Sesungguhnya setan mengajak manusia kepada enam perkara, ia baru melangkah kepada perkara kedua bila perkara pertama tidak berhasil dilakukannya. Langkah-langkah setan dalam menggoda manusia:

1. Mengajaknya berbuat syirik dan kekufuran. Jika hal ini berhasil dilakukannya berarti setan telah menang dan tidak sibuk lagi dengannya.
2. Jika tidak berhasil, setan akan mengajaknya berbuat maksiat. Jika sudah terjerumus ke dalamnya maka setan akan membuat maksiat itu indah dimatanya hingga ia rela dan setan pun membuatnya puas dengan kemaksiatan itu.
3. Jika tidak berhasil juga, setan akan menjerumuskannya ke dalam dosa-dosa besar
4. Jika tidak berhasil, setan akan menjerumuskannya ke dalam kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil
5. Jika ternyata tidak berhasil juga setan akan menyibukkannya dgn perkara-perkara mubah hingga ia lupa beribadah
6. Jika tidak mempan juga, setan akan membuainya dgn perkara-perkara kurang penting hingga ia abaikan perkara-perkara terpenting
7. Jika gagal juga maka setan akan melakukan tipu daya terakhir, yaitu mengerahkan bala tentaranya dari jenis manusia untuk menyerang orang-orang yang berpegang teguh dengan agamanya, menjaga kesucian agama dan Al-Qur'an.

Begitulah Jerat-jerat setan dalam menggoda manusia.

Jumat, 14 Oktober 2016

Dzikir

DZIKIR, DZIKIR DAN DZIKIR
Rasulullah SAW bersabda, “Tiada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah melainkan mereka akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat dan Allah akan mengingat mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Bukhari).

Rasulullah juga bersabda, “Tiada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah dimana dengan perbuatan itu mereka tidak menginginkan apa pun selain diri-Nya, melainkan penghuni langit akan berseru kepada mereka, ‘Bangkitlah, kalian telah diampuni. Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan’.” (HR. Ahmad).

Sungguh luar biasa kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Manfaat dzikir yang sedemikian luar biasa bagi kehidupan dunia-akhirat kita senantiasa Allah ulang-ulang di dalam kitab-Nya agar kita terus menerus mengamalkannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).

Bahkan saat kita usai sholat pun, Allah tekankan agar kita terus berdzikir kepada-Nya.

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring” (QS. An-Nisa [4]: 103).

prabu Siliwangi

PRABU SILIWANGI Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (Ratu Jayadewata) mengawali pemerintahan zaman Pasundan, yang memerintah selama 39 ...